Quantcast
Channel: Materi Pelajaran Archives - Semua Tentang Kimia
Viewing all 524 articles
Browse latest View live

Apa sih validasi metode itu?

$
0
0

https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRyiMFC91C2NkLO4va31MAjA8HWSI_7gWWjHJ50NhbZGsfnnAqd

sumber

Bila melakukan kegiatan di laboratorium, analisis salah satu bahan misalnya. Tentunya kita melakukan dengan mengikuti metode yang ada. Tahukah kalian bahwa sebelumnya metoda tersebut harus divalidasi dahulu?

Metode-metode analisis secara rutin dikembangkan , divalidasi, dikaji secara bersama-sama dan diaplikasikan.

Apa sih pengertian validasi?
Validasi  merupakan suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu berdasarkan percobaan laboratorium untuk membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya.
Validasi biasanya diperuntukkan untuk metode analisa yang baru dibuat dan  dikembangkan.

Manfaatnya?
Manfaat validasi metode analisis yaitu evaluasi kinerja suatu metode analisis, menjamin akurasi dan presisi dari hasil prosedur analisis dan mengurangi resiko penyimpangan.

Apa saja tahapan-tahapan validasi?
Dalam melakukan validasi metode, parameter yang harus diuji meliputi: presisi, akurasi, batas deteksi (LoD), batas kuantitasi (LoQ), selektivitas, linieritas, ketahanan (robustness), sensivitas silang (cross-sensitivity),
Mari kita bahas masing-masing parameter.

https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTarq2_R7O3kiIRewGdIMvVjDEFnpiFmU3HA1cx5KU3kN4q0AR0

Presisi dan Akurasi
1. Presisi
Merupakan kemampuan suatu metode analisis untuk menunjukkan kedekatan dari suatu seri pengukuran yang diperoleh dari sampel yang homogen.Terdapat 3 kategori pengujian presisi, yaitu :
a. Keterulangan (repeatability)
Repitabilitas menyatakan keterulangan yang dilakukan pada laboratorium yang sama pada rentang waktu yang singkat dan dilakukan oleh analis yang sama dengan menggunakan pereaksi yang sama. Tujuan parameter ini adalah melihat konsistensi analis, kesulitan metode, kesesuaian metode dan contoh uji.  Repitabilitas dinilai dengan menggunakan minimum 9 penentuan dalam rentang penggunaan metode analisis tersebut (misalnya 3 konsentrasi/3 replikasi).

b. Presisi Antara (Intermediate Precision)
Presisi antara menyatakan presisi yang dilakukan pada laboratorium yang sama pada hari yang berbeda oleh analis yang berbeda dan sumber pereaksi yang berbeda. Tujuan parameter ini adalah untuk memastikan pada laboratorium yang sama metode akan menyediakan hasil yang tidak berbeda nyata.

c. Reprodusibilitas, dengan menggunakan beberapa laboratorium untuk validasi metode analisis, agar diketahui pengaruh lingkungan yang berbeda terhadap kinerja metode analisis.

2. Akurasi
Akurasi merupakan ukuran yang menunjukkan kedekatan hasil analisis terhadap nilai yang sebenarnya. Akurasi ditetapkan melalui uji rekoveri. Uji rekoveri dilakukan dengan men-spike  (menambahkan) analat target pada konsentrasi tertentu ke dalam sampel.
Akurasi dinilai dengan menggunakan sedikitnya 9 penentuan dengan sedikitnya 3 tingkat konsentrasi dalam rentang pengujian metode analisis tersebut (misalnya 3 konsentrasi/3 replikasi untuk tiap prosedur analisis lengkap).
Ketepatan metode analisa dihitung dari besarnya rata-rata (mean, x) kadar yang diperoleh dari serangkaian pengukuran dibandingkan dengan kadar sebenarnya.

                                   Hasil analisis
Recovery =   ————————————-  x 100%
Nilai sebenarnya

Syarat recovery : 98 – 102 %

Untuk parameter lainnya tunggu artkel selanjutnya yah!



Kurkumin (Kunyit dan Temulawak) untuk Menekan Sel Kanker

$
0
0

https://moko31.files.wordpress.com/2012/11/curcumin.png?w=474

Kurkumin

Kurkumin merupakan salah satu produk senyawa metabolit sekunder dari tanaman kunyit dan temulawak. Secara tradisional, kurkumin sudah dimanfaatkan dalam pengobatan di Asia, termasuk Indonesia, untuk mengobati luka, menghilangkan rasa nyeri dan artritis. Kini para ahli menemukan bahwa kurkumin juga bisa mengobati kanker.

Tanaman temulawak hanya ada di Indonesia. Tanaman ini banyak ditemukan di Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Maluku Selatan. Karena potensinya yang besar sebagai obat masa depan, kini para ahli memusatkan perhatiannya pada tanaman asli Indonesia ini.

Ada banyak data dan literatur yang menunjukkan bahwa kunyit dan temulawak berpotensi besar sebagai anti-inflamasi, antivirus, anti-imunodefisiensi, antibakteri, antijamur, anti-oksidan, antikarsinogenik, dan anti-infeksi.

Menurut Timothy Moynihan, MD, konsultan medik onkologi dari Mayo Clinic, kandungan anti-oksidan pada kurkumin mampu mengurangi inflamasi dan pembengkakan. “Kurkumin banyak diteliti sebagai obat kanker karena inflamasi atau peradangan banyak ditemukan pada pasien kanker,” ujarnya.

Penelitian menunjukkan, anti-oksidan kunyit dapat melindungi lemak, hemoglobin, dan DNA dari serangan radikal bebas. Zat antikanker yang terdapat dalam kunyit juga memiliki tosisitas selektif yang dapat menghancurkan sel kanker tanpa merusak jaringan normal sehingga dapat meminimalkan efek samping.

Studi laboratorium dan hewan percobaan menunjukkan, kurkumin mampu memperlambat penyebaran kanker dan pertumbuhan sel tumor dalam pembuluh darah. “Hal ini menyebabkan sel kanker mati,” tambah Moynihan. Berbagai riset di laboratorium menunjukkan, kurkumin efektif untuk mencegah kanker kolon, prostat, dan kanker payudara.

Meski demikian, menurut Moynihan, studi yang saat ini dilakukan masih pada tahap awal sehingga para ahli belum merekomendasikan obat herbal ini dalam terapi atau pencegahan kanker. Hingga kini penelitian mengenai kurkumin masih terus dilakukan para ahli.


Belajar Pengolahan Air Limbah yuk!(2)

$
0
0

https://bisakimiadotcom.files.wordpress.com/2016/04/c427c-project_127_18.jpg?w=938&h=657

WWTP

Setelah mengetahui apa itu air limbah dan apa itu baku mutu air limbah pada artikel sebelumnya , sekarang kita akan membahas apa saja yang termasuk baku mutu air limbah?
Baku mutu air yang sering ditemui diantaranya COD, BOD, dan TSS. Apa sih itu?

COD (Chemical Oxygen Demand)
COD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organik yang terdapat dalam limbah cair dengan memanfaatkan oksidator kalium dikromat sebagai sumber oksigen. Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat organik yang secara alamiah dapat dioksidasi melalui proses biologis dan dapat menyebabkan berkurangnya oksigen terlarut dalam air.
Zat yang tersuspensi biasanya terdiri dari zat organik dan anorganik yang melayang-layang dalam air, secara fisika zat ini sebagai penyebab kekeruhan pada air. Limbah cair yang mempunyai kandungan zat tersuspensi tinggi tidak boleh dibuang langsung ke badan air karena disamping dapat menyebabkan pendangkalan juga dapat menghalangi sinar matahari masuk kedalam dasar air sehingga proses fotosintesa mikroorganisme tidak dapat berlangsung.

Biological Oxygen Demand (BOD)
BOD merupakan parameter pengukuran jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bekteri untuk mengurai hampir semua zat organik yang terlarut dan tersuspensi dalam air buangan, dinyatakan dengan BOD5 hari pada suhu 20 °C dalam mg/liter atau ppm. Pemeriksaan BOD5 diperlukan untuk menentukan beban pencemaran terhadap air buangan domestik atau industri juga untuk mendesain sistem pengolahan limbah biologis bagi air tercemar. Penguraian zat organik adalah peristiwa alamiah, jika suatu badan air tercemar oleh zat organik maka bakteri akan dapat menghabiskan oksigen terlarut dalam air selama proses biodegradable berlangsung, sehingga dapat mengakibatkan kematian pada biota air dan keadaan pada badan air dapat menjadi anaerobik yang ditandai dengan timbulnya bau busuk.

Total Suspended Solid(TSS)
Total Suspended Solid atau padatan tersuspensi total (TSS) adalah residu dari padatan total yang tertahan oleh saringan dengan ukuran partikel maksimal 2μm atau lebih besar dari ukuran partikel koloid. Yang termasuk TSS adalah lumpur, tanah liat, logam oksida, Sulfida, ganggang.

Kemudian kita memasuki tahap pengolahanya. Pengolahan air limbah di bagi menjadi 3 yaitu pengolahan secara fisika, kimia, biologi. Ketiga proses tersebut tidak selalu berjalan sendiri­-sendiri tetapi kadang-kadang harus dilaksanakan secara kombinasi antara satu dengan yang lainnya. Sebelumnya karakteristik air limbah perlu diketahui karena hal ini akan menentukan cara pengolahan yang tepat sehingga tidak mencemari lingkungan hidup.

nah bagaimana sih itu? tunggu artikel berikutnya yaa:)

 


Ada yang pernah mengamati Urine?

$
0
0

https://i2.wp.com/viralportal.net/wp-content/uploads/2015/03/urine_test.jpg

Sumber

 

  1. Warna Urine
    Apabila kita perhatikan warna urine, adakalanya memiliki makna tertentu karena kadang-kadang didapat kelainan yang berarti secara klinis. Warna urine di uji pada tebal lapisan 7-10 cm dengan cahaya tembus, tindakan ini dapat dilakukan dengan mengisi tabung reaksi sampai ¾ penuh dan dilihat dalam posisi dimiringkan. Warna urine dapat dinyatakan sebagai berikut: tidak berwarna, kuning muda, kuning, kuning-tua, kuning bercampur berah, merah bercampur kuning, merah, coklat kuning bercampur hijau, dsb.

Pada umumnya, warna urine ditentukan oleh besarnya diuresis; makin besar diuresis, makin muda warna urine tersebut. Biasanya warna normal urine berkisar antara warna kuning muda dan kuning tua. Warna itu disebabkan oleh beberapa macam zat warna, terutama urokom dan urobilin.

Beberpa sebab yang dapat mempengaruhi warna urine

Kuning:

Zat warna normal dalam jumlah yang besar; urobilin, urokom
Zat warna abnormal ; bilirubin
Obat-obatan ; riboflavin (dengan fluoresensi hijau), cascara, santonin, senna. Zat-zat tersebut berwarna kuning dalam suasana asam.
Hijau:

Zat warna normal dalam jumlah besar; indikan
Obat-obatan ; evan’s blue, metilen blue
Mikroorganisme/kuman; B pyocyaneus
Merah:

Zat warna normal dalam jumlah besar; uroeritrin
Zat warna abnormal; hemoglobin, porfirin, porfobilin
Obat-obatan; senna, cascara, santonin, amidopirin, congo red. Zat-zat tersebut berwarna merah dalam suasana basa.
Mikroorganisme / kuman ; B. Prodigiosus

Coklat:

Zat warna normal dalam jumlah besar; indikan
Zat warna abnormal; bilirubin, hematin, porfobilin

Coklat tua:

Zat warna normal dalam jumlah besar; indikan
Zat warna abnormal; darah tua, alkapton, melanin
Obat-obatan; derivat fenol, arginol

Serupa susu:

Zat normal dalam jumlah besar: fosfat,urat
Zat abnormal; getah prostat, zat-zat lemak,chylus, bakteri-bakteri dan protein yang membeku
II. Kejernihan

Uji kejernihan urine sama seperti uji warna. Nyatakan keadaan urine dengan salah satu dari: jernih, agak keruh, atau sangat keruh. Perlu diperhatikan apakah urine yang dianalisis itu keruh pada saat dikeluarkan atau setelah dibiarkan beberapa lama. Tidak semua macam kekeruhan menunjukan sifat abnormal. Urine yang normalpun akan keruh jika dibiarkan atau didinginkan, kekeruhan ringan itu disebut nubecula dan terjadi dari lendir, sel-sel epitel dan leukosit yang lambat laun mengendap.

Sebab-sebab urine menjadi keruh

Bila urine keruh sejak awal ditampung, kemungkinan adanya fosfat yang cukup banyak (dari konsumsi makanan), adanya bakteri, sel-sel epitel atau sel eritrosit dan leukosit, chylus yang berasal dari adanya butir-butir lemak atau adanya zat-zat koloidal lain.
Bila urine menjadi keruh setelah didiamkan, kemungkinan adanya nubecula, urat-urat amorf, fosfat-fosfat amorf, adanya bakteri yang bukan berasal dari dalam badan namun terdapat pada botol penampung.
III. Densitas Urine

Berat jenis urine sangat erat hubungannya dengan diuresis, makin besar diuresis, makin rendah berat jenisnya dan sebaliknya makin kecil diuresis, makin besar berat jenisnya. Berat jenis urine 24 jam dari orang normal biasanya berkisar antara 1,016-1,022. Batas urin sewaku-waktu dan urine pagi antara 1,003-1,030. Jika berat jenis urine lebih besar dari 1,030 memberi isyarat akan kemungkinan glikosuria.

Penentuan densitas urine dapat dilakukan dengan cara urinometer, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Tuangkan urine yang harus bersuhu kamar ke dalam gelas urinometer. Busa yang mungkin terjadi dibuang dengan memakai sepotong kertas saring atau dengan setetes eter.

2) Masukkanlah urinometer ke dalam gelas itu. Agar urinometer itu bebas terapung pada waktu dibaca, harus ada cukup banyak urine dalam gelas tadi.

3) Sebelum membaca berat jenis pada tangkai urinometer, haruslah urinometer itu leps dari dinding gelas; untuk melepaskan putarlah urinometer itu dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk.

4) Oleh putaran tadi urinometer akan terapung di tengah-tengah gelas dan tidak menempel lagi pada dinding. Bacalah berat jenis tanpa paralax setinggi meniskus bawah.

IV. Protein

Penentuan adanya protein dalam urine biasanya dilihat dari timbulnya kekeruhan. Karena padatnya atau kasarnya kekeruhan itu menjadi suatu ukuran untuk jumlah protein yang ada, maka syarat terpenting untuk menentukan adanya protein adalah harus menggunakan urine yang jernih. Apabila urine yang akan diperiksa berada dalam kondisi yang jernih, urine bisa langsung diperiksa. Namun jika urine keruh, urin harus di sentrifugasi terlebih dahulu. Bila masih keruh juga, gunakan adsorben karbon aktif. Masukkan karbon aktif dalam kolom gelas, kemudian alirkan urine yang akan diperiksa ke dalam kolom, tampung filtratnya yang jernih untuk pemeriksaan protein.

Pemeriksaan urine dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Masukkan urine yang jernih ke dalam tabung reaksi sampai 2/3 penuh.

2) Jepit tabung dengan penjepit kayu pada bagian bawahnya, lapisan atas urine dipanasi di atas nyala api sampai mendidih selama 30 detik.

3) Amati terjadinya kekeruhan pada lapisan atas urine tersebut, dengan membandingkan jernihnya dengan bagian bawah yang tidak dipanasi. Jika terjadi kekeruhan, mungkin disebabkan oleh protein, tetapi mungkin pula oleh adanya kalsium fosfat atau kalsium karbonat.

4) Ke dalam urine yang masih panas tersebut teteskan 3-5 tetes larutan buffer asetat pH 4,6. Jika kekeruhan itu disebabkan oleh adanya kalsium fosfat dan kalsium karbonat, akan hilang pada saat ditambahkan buffer asetat, namun bila kekeruhan semakin bertambah, berarti test terhadap protein adalah positif

5) Panasi sekali lagu lapisan atas itu sampai mendidih, dan kemudian berilah penilaian semi kuantitatif dari hasil yang diamati.

V. Gula Reduksi

Penentuan gula reduksi dapat dilakukan sebagai berikut:

1) Masukkan 5 mL reagen Benedict ke dalam tabung reaksi

2) Teteskan 5-8 tetes urine ke dalam tabung.

3) Masukkan tabung tersebut ke dalam air mendidih selama 5 menit.

4) Angkat tabung, kemudian kocok dan amati hasil reduksinya.

Cara menilai hasil:

Negatif (-): tetap biru jernih atau sedikit kehijauan dan agak keruh

Positif (+) : hijau kekuningan dan keruh (sesuai dengan 0,5-1% glukosa)

Positif (++): kuning keruh (1-1,5 % glukosa)

Positif (+++): jingga atau warna merah lumpur keruh (2-3 % glukosa)

Positif (++++): merah keruh (lebih dari 3,5% glukosa)

VI. Badan-badan Keton

Penentuan badan keton dapat dilakukan sebagai berikut

  1. Cara Rothera
    Percobaan ini berdasarkan kepada reaksi antara nitroprussida dan asam aseto asetat atau aseton, yang menghasilkan warna ungu yang sfesifik.

1) Masukkan 5 mL urine ke dalam tabung reaksi

2) Bubuhkan kira-kira 1 gram reagen rothera dan kocok sampai larut.

3) Pegang tabung , miringkan dan dengan hati-hati alirkan / teteskan sebanyak 1-2 mL amonium hidroksida pekat (lakukan pada lemari asam) melalui dinding tabung ke atas larutan urine tersebut.

4) Letakkan tabung dalam sikap tegak, dan baca hasilnya setelah 3 menit.

5) Warna ungu kemerahan pada perbatasan kedua lapisan cairan menandakan adanya badan-badan keton dalam urine

  1. Cara Gerhardt
    Test ini didasarkan pada reaksi antara asam aceto acetate dan ferri chlorida yang menyusun zat berwarna seperti anggur (warna merah coklat). Asam aceto acetat sampai pengenceran 1:1000 dapat dinyatakan oleh reaksi ini (jauh kurang peka dari reaksi rothera), sedangkan acetone dan asam beta hidroksibutirat tidak bereaksi. Karena itu, penting menggunakan urine segar.

Cara Gerhardt ini dapat dilekukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1) 5 mL urine dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian diteteskan larutan ferri clorida 10% ke dalam tabung itu sambil isisnya dikocok.

2) Jika terbentuknya presi pitat putih ferri fosfat berhenti, saringlah cairan itu.

3) Berikan beberapa tetes lagi larutan ferri clorida pada filtrate. Perhatikanlah adanya warna merah coklat yang menandakan test ini positif.

VII. Bilirubin

a. Percobaan busa
Kocoklah tabung reaksi yang berisi 5 mL urine kuat-kuat. Jika terjadi busa kuning, kemungkinan adanya bilirubin pada urine cukup kuat.

b. Cara Harrison
1) 5 mL urine yang lebih dulu dikocok dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

2) Tambahkan 5 mL larutan barium klorida 10%, bilirubin akan mengendap. Saring dengan kertas saring.

3) Kertas saring yang berisi endapan di angkat dan dibuka lipatannya, biarkan beberapa lama sampai agak kering.

4) Teteskan 2-3 tetes reagen Fouchet ke atas endapan tersebut.

5) Timbulnya warna hijau, menunjukkan adanya bilirubin.

Nah menarik bukan?:)


Akrilamida

$
0
0

https://i0.wp.com/image.slidesharecdn.com/7wxiuegr4i4kmbyiij92-signature-1f5ee35da7bcbeb2451ace50b980afda90776adb063df76234aa3caa9998f0aa-poli-141117015334-conversion-gate01/95/seminar-kesehatan-bahaya-makanan-gorengan-bagi-kesehatan-4-638.jpg

Pernah makan kentang goreng, ubi goreng atau keripik singkong?
Hmmm, makanan kesukaan itu sih. Ternyata terdapat senyawa akrilamid dalam makanan teraebut yang kurang baik untuk kesehatan. Senyawa tersebut bernama akrilamid.

Apa sih akrilamid itu?
Akrilamida (atau amida akrilat) adalah senyawa organik sederhana dengan rumus kimia C3H5NO dan berpotensi berbahaya bagi kesehatan (menyebabkan kanker atau karsinogenik). Nama IUPAC-nya adalah 2-propenamida. Dalam bentuk murni ia berwujud padatan kristal putih dan tidak berbau. Pada suhu ruang, akrilamida larut dalam air, etanol, eter, dan kloroform. Ia tidak kompatibel dengan asam, basa, agen pengoksidasi, dan besi (dan garamnya). Dalam keadaan normal ia akan terdekomposisi menjadi amonia tanpa pemanasan, atau menjadi karbon dioksida,karbon monoksida, dan oksida nitrogendengan pemanasan.

Makanan seperti apa yang mengandung akrilamid?
Akrilamida ditemukan pada beberapa makanan tertentu misalnya keripik kentang, kentang goreng, sereal dan roti, yang dalam proses dan pembuatannya menggunakan suhu tinggi. Dimana dengan meningkatnya pemanasan dan bertambahnya waktu, dapat meningkatkan kadar akrilamida. Kajian awal Mottram et al. (2002) dan Stadler et al. (2002) menduga kuat bahwa pembentukan akrilamida dalam kentang yang dipanaskan sebagai hasil dari reaksi asam amino seperti aspargine (dan beberapa glutamine) dan gula reduksi (glukosa dan fruktosa). Asparagin yaitu asam amino utama mempunyai struktur mirip dengan akrilamida, dan diduga senyawa tersebut yang paling berperan dalam pembentukan akrilamida.

Bagaimana terbentuknya sehingga membahayakan tubuh?
Akrilamida memiliki suatu sistem jenuh elektrofil yang dapat bereaksi dengan pusat nukleofil. Gugus protein dan asam amino menjadi target reaksi utama karena mempunyai pusat nukleofil.
Pengikatan akrilamida dengan protein pada hemoglobin, menjadi penyebab aksi toksisitas pada jaringan tersebut. Bentuk monomernya bersifat racun terhadap sistem saraf pusat, sedangkan bentuk polimer diketahui tidak bersifat toksik.

Efek buruknya terhadap kesehatan?
Akrilamida memicu kanker, kemudian akanmerusak syaraf. Itu sebabnya akrilamida juga disebut sebagai zat neurotoksik. Akrilamida berpotensi menimbulkan tumor, merusak DNA atau materi genetika juga merusak sistem reproduksi, mengganggu tingkat kesuburan serta dapat mengakibatkan keguguran. Jadi untuk ibu hamil yang terkontaminasi akrilamida bayinya berpotensi lahir cacat (teratogen).Hadirnya senyawa akrilamida pada makanan gorengan dipicu oleh proses penggorengan itu sendiri dengan suhu yang relatif tinggi, sekitar 190°C (seperti lazimnya suhu penggorengan dalam minyak).Akrilamida tidak terbentuk pada suhu di bawah 120°C. Mekanisme terbentuknya belum dapat diketahui dengan pasti, diperkirakan meliputi reaksi dari berbagai macam kandungan dalam makanan, seperti karbohidrat, lemak, protein dan asam amino, serta berbagai macam komponen lainnya dalam jumlah yang kecil.

https://i1.wp.com/himalogista.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/04/mfcd00008032.png

Terus, ada ga ya cara meminimalisirnya?
Cara Meminimalisasi Pembentukan Seyawa Akrilamida

1.      Proses Enzimatik

Enzim asparaginase telah terbukti dapat menurunkan kandungan akrilamida di dalam makana.Asparaginase dapat mencegah pembentukan akrilamida dengan mengkonversi prekursornya,asparagine (secara alami ada dalam makanan) menjadi bentuk asam amino lain ,aspartate, yang umum terdapat pada dalam makanan .

Asparaginase dapat diproduksi dari mikroba Aspergillus oryzae. Dengan teknologi mikrobia enzim tersebut dapat diisolasi dan diproduksi dalam bentuk cairan muapun granular untuk memudahkan aplikasinya pada industry. Dosis penggunaan enzim ini direkomendasikan sebanyak 70-570ppm , tergantung beberapa factor seperti suhu,pH,dan aktifitas air (water activity). Terbukti asparaginase dapat menurunkan 40% sampai 90% kandungan akrilamida didalam produk bakery tanpa pengaruh  negative pada penampilan atau karakteristik produ yang dihasilkan,selain itu melalui proses pemanasan,enzim akan mengalami inaktifasi sehingga produk makanan aman untuk dikonsumsi.

2.      Proses Fermentasi

Beberapa peneliti dari Norwegia menggunakan fermentasi asam laktat untuk mencegah pembentukan akrilamida selama proses produk kentang dan kopi.Dengan dasar bahwa akrilamida terbentuk dari reaksi antara asam amino asparagine dan gula-gula sederhana seperti glukosa dan fruktosa,maka dengan cara yang sederhana bakteri asam laktat menghilangkan senyawa-senyawa tersebut dan pembentukan akrilamida dapat dicegah.dari hasil penelitian menunjukan bahwa dengan merendam bahan didalam cairan kultur bakteri asam laktat selama 10-15 menit sebelum diproses dapat menurunkan pembentukan akrilamida sampai 90%.

3.      Proses Penggorengan dengan Metode Vacuum Frying
.
Hasil Penelitian Granda menunjukan bahwa dibandingkan dengan penggorengan tradisional (kondisi atmosfer),penggorengan vakum (hampa udara) mampu mengurangi pembentukan akrilamida dalam keripik kentang sampai sekitar 94% dibandingkan dengan keripik kentang yang digoreng dengan proses penggorengan tradisional

naah, jadi hati-hati yaaa😉


Lemak trans? hmm trans jakarta? :p

$
0
0

https://www.dokter.id/assets/images/berita/thumbs/_670x310/berbagai-jenis-makanan-yang-mengandung-banyak-lemak-trans_670x310.jpg

Setelah mengetahui perbedaan isomer cis dan trans, yuk kita lihat mereka di kehidupan sehari-hari.


Lemak trans dikenal umum sebagai  salah satu jenis lemak tak jenuh yang umum ditemukan di alam namun bisa disintesis secara buatan. Hidrokarbon adalah atom karbon dengan atom hidrogen yang saling tersambung dengan ikatan tunggal maupun rangkap. Ikatan rangkap dapat berupa ikatan trans maupun cis. Dalam dunia tumbuhan dan hewan, asam lemak umumnya membentuk ikatan cis dan tidak jenuh. Dalam produksi makanan, lemak cis tak jenuh seperti minyak
nabati merupakan input dari proseshidrogenasi untuk menciptakan lemak jenuh seluruhnya atau parsial yang mampu meleleh pada temperatur yang diinginkan, umumnya 30-40°C. Lemak trans adalah zat pengotor yang muncul dari isomerisasi pada hidrogenasi parsial.
Bagaimana struktur molekulnya ya?
Lemak trans molekulnya tersusun atas rangkaian atom-atom karbon (C) yang mengandung satu atau lebih ikatan ganda dan memiliki struktur trans (dua cabang molekul yang berseberangan dengan rangkaian utama molekul). Lemak trans mengalami penambahan atom hidrogen pada molekulnya yang disebut proses hidrogenasi. Lemak ini sering disebut juga asam lemak trans (trans fatty acid) atau lemak terhidrogenasi.

Lemak trans ini juga dikenal oleh industri loh..
Umumnya perusahaan makanan suka menggunakan lemak trans karena mudah digunakan, murah, dan tahan lama. Lemak trans juga dapat meningkatkan tekstur dan citarasa makanan. Selain itu, lemak trans sering digunakan untuk menggoreng makanan karena minyak yang mengandung lemak trans dapat digunakan berulang kali.

Adakah dampak dari mengkonsumai lemak trans?
Lemak jenuh dan lemak trans telah dianggap sebagai lemak jahat, karena banyak efek negatifnya daripada yang positif. Mengkonsumsi jenis-jenis lemak ini dapat menyebabkan peningkatan kadar low-density lipoprotein (LDL) secara signifikan dalam tubuh. LDL diklasifikasikan sebagai kolesterol jahat,  karena kemampuannya untuk mengakumulasi plak pada dinding pembuluh arteri kita, dan resikonya dapat menyebabkan aterosklerosis(pengerasan arteri), yaitu penyebab umum dari kondisi penyakit jantung,  stroke dan penyakit fatal lainnya.

Akibat negatif lain dari lemak jenuh dan lemak trans adalah seringkali menjadi penyebab dari masalah kegemukan. Produk makanan dengan jumlah lemak jenuh dan lemak trans yang tinggi juga mengandung jumlah kalori yang tinggi. Tubuh kita hanya bisa membakar kalori dalam jumlah terbatas per hari, tergantung dari jumlah energi yang kita butuhkan. Dan kelebihan akan kalori ini akan disimpan sebagai lemak dalam tubuh. Lemak yang tersimpan inilah yang menyebabkan masalah berat badan dan obesitas.

Tetapi bukan berarti kita tidak boleh mengkonsumsinya sama sekali karena ada batasan maksimumnya yaitu untuk orang yang sehat, direkomendasikan asupan lemak trans kurang dari 1% kebutuhan kalori harian. Jika kebutuhan kalori anda 2000 kalori per hari, maka asupan lemak trans tidak boleh lebih dari 20 kalori per hari atau setara dengan 2 gram lemak trans per hari.


Pengertian unsur, senyawa, dan campuran dalam kimia

$
0
0

Lambang unsur

Setiap dalam suatu unsur pasti akan diberi lambang sesuai dengan aturan penulisan dalam internasional. Berikut ini adalah aturan penulisan dalam suatu unsur.

a. Untuk lambang unsur yang hanya terdiri atas satu huruf, penulisannya itu
menggunakan huruf kapital.

Contoh seperti :

Karbon dinotasikan C.
Unsur Hidrogen dinotasikan H.
Unsur Oksigen dinotasikan 0.
b. Untuk lambang unsur yang terdiri dari dua huruf, penulisan huruf pertama
menggunakan huruf kapital dan huruf kedua dengan mengunakan huruf kecil.
Contohnya seperti :

Unsur Natrium dinotasikan Na.
Unsur Kalsium dinotasikan Ca.
Berikut ini lambang unsur logam dan nonlogam

Unsur Logam

Unsur Nonlogam

Nama Unsur Lambang

i Nama Unsur Lambang
Aluminium Al Argon Ar
Antimon Sb Arsen As
Barium Ba Belerang S
Besi Fe Boron B
Bismut Bi Bromin Br
Emas Au Flourin F
Kalium K Fosforus P
Kalsium Ca Helium He
Kobalt Co Hidrogen H
Kromium Cr lodin 1
Mangan Mn Karbon C
Magnesium Mg Klorin CI
Natrium Na Neon Ne
Nikel Ni Nitrogen N
Perak Ag Oksigen 0
Raksa Hg Silikon Si
Seng Zn Kripton Kr
Tembaga Cu Xenon X
Timah

Sn Selenium Se
Timbal Pb Radon Rn
Tabel periodik unsur

Untuk dapat dengan mudah mempelajari serta mengamati suatu unsur, dibuatlah sebuah table yang dinamakan tabel periodik unsur. Tabel periodik unsur ini ialah suatu tabel yang menggambarkan tentang unsur-unsur yang ada dalam kimia yang dibuat dalam bentuk tabel. Unsur tersebut diatur berdasarkan struktur elektronnya yang bersifat kimia unsur tersebut berubah-ubah secara beraturan di sepanjang tabel. Setiap unsur itu didaftarkan berdasarkan nomor atom serta lambang unsurnya. Dalam tabel periodik unsur, unsur dikelompokkan ke dalam golongan dan periode berdasarkan kesamaan sifat. Golongan dalam tabel periodik disusun secara vertikal (dari atas ke bawah), sedangkan periode unsur disusun secara horizontal (dari kiri ke kanan).

Definisi Senyawa
Definisi dari Senyawa itu ialah suatu gabungan yang terdiri dari dua unsur atau lebih yang bergabung secara kimia dengan perbandingan tertentu dalam setiap molekulnya. Senyawa itu dapat dituliskan dalam rumus kimia. Rumus kimia dari suatu senyawa dapat berupa rumus molekul dan rumus empiris. Ada yang tau nggak rumus molekul dan rumus empires itu pa ???
Kalua Rumus molekul itu adalah suatu molekul yang ada dalam rumus kimia yang menyatakan suatu jenis serta jumlah atom yang dapat menyusun zat. Sedangkan Rumus empiris adalah rumus kimia yang menyatakan suatu perbandingan terkecil atau jumlah dari atom-atom pembentuk senyawa. Contohnya seperti n-heksana memiliki rumus yang molekulnya terdiri dari CH3CH2CH2CH2CH2CH3, yang menyatakan bahwa senyawa ini pasti punya struktur rantai lurus yang terdri dari masing-masing 6 atom karbon, dan 14 atom hidrogen. Dengan rumus molekul tersebut maka dapat disimpulkan bahwa formula kimia heksana adalah C6H14, sedangkan rumus empirisnya adalah C3H7 yang menunjukkan rasio C:H sebesar 3 : 7.
1. Sifat-sifat yang ada dalam senyawa
senyawa itu ternyata mempunyai sifat-sifat tersendiri, berikut ini adalah sifat-sifat dari senyawa :
a. Senyawa itu dapat terbentuk apabila melalui suatu proses dari reaksi kimia

b. Komponen penyusun yang ada pada suatu senyawa pasti mempunyai suatu perbandingan tertentu yang sifatnya tentu saja itu tetap.
(hukum Proust)
c. Senyawa itu nggak bakal bisa dipisahkan dengan
komponen penyusunnya kembali dengan melalui reaksi fisika.
d. Senyawa itu dapat dikategorikan sebagai senyawa zat tunggal.
e. Mempunyai sifat-sifat tertentu yang berbeda
dengan unsur-unsur pembentuknya.perbandingan dua hidrogen
dan satu oksigen
2.. Penamaan dalam senyawa
a. Senyawa yang terdiri dari unsur logam dan unsur nonlogam
Nama dalam suatu unsur logam menjadi nama depan atau boleh dikatakan dengan duluan dan unsur nonlogam menjadi nama belakang.
Contoh:
Unsur logam unsur nonlogam rumus kimia nama senyawa
Magnesium oksigen MgO Magnesium oksida
Kalium Brom KBr Kalsium Bromida
b. Senyawa yang hanya terdiri dari unsur nonlogamnya saja
Senyawa yang terdiri atas dua unsur nonlogam, nama belakangnya pasti akan diberi akhiran/cta.
Apabila ada pasangan dalam suatu unsur yang bersenyawa lebih dari satu, maka penamaan senyawa

tersebut dibedakan dengan menyebutkan angka indeksnya, yang dinyatakan dalam bahasa yunani sebagai berikut.
1 = mono 6 = heksa
2 = di 7 = hepta
3 = tri 8 = okta
4 = tetra 9 = nona
5 = penta 10 = deka Contoh:
CO = Karbon monoksida C02 = Karbon dioksida
c. Senyawa yang terdiri atas unsur hidrogen dan nonlogam
Terdapat dua aturan dalam pemberian penamaan untuk senyawa yang, tersusun atas unsur hidrogen dan nonlogam, yaitu:
1) Kata hidrogen itu dapat dijadikan nama depan dan nama unsur nonlogam sebagai nama belakang dengan akhiran kata Ida.
Contohny seperti HF = Hidrogen fluorida
2) Menggunakan kata asam sebagai nama depan dan nama unsur nonlogam
sebagai nama belakang ditambah akhiran ida
Contohnya seperti HF = Asam fluorida
d. Senyawa yang terdiri atas unsur logam, oksigen, dan unsur hidrogen
apabila dalam suatu unsur oksigen merupakan unsur kedua yang diikuti dengan unsur hidrogen maka penamaan senyawa dapat menggunakan suatu nama unsur logam sebagai nama depan. Kata hidroksida yang merupakan gabungan nama unsur hidrogen dan oksigen, sebagai nama belakangnya.
Contoh: NaOH: Natrium hidroksida KOH: Kalium hidroksida
C. Campuran
Campuran merupakan suatu gabungan yang terjadi atas beberapa zat dengan perbandingannya yang tidak tetap dan tanpa melakukan reaksi kimia. Sifat asli dalam suatu zat pembentuk campuran yaitu ada yang masih dapat dibedakan satu sama lain. Berdasarkan homogenitasnya, campuran itu dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu sebagai berikut.
1. Campuran homogen
Campuran homogen ialah campuran yang tediri diantara dua zat atau lebih yang apabila partikel-partikel penyusunnya itu tidak bisa lagi dibedakan. Campuran homogen itu punya suatu bagian-bagian penyusun yang sama. Larutan merupakan campuran yang ada dalam suatu homogen. Oleh karenanya, campuran homogen itu kerap sekali disebut juga dengan larutan. Dalam larutan, zat itu dapat terlarut dan itu disebut dengan solute, sedangkan zat pelarut dinamkan solvent. Berikut ini adalah sifat dari larutan.
a. dalam larutan itu Terdiri atas dua zat atau lebih yang setiap partikelnya itu penyusunnya menyebar dan merata di seluruh larutan.
b. dalam larutan Ukuran partikel larutan itu kurang dari 10 nm.
c. Setiap partikel penyusun larutan menyebar merata di seluruh larutan.

  1. Campuran heterogen meruakan Campuran antara dua macam zat atau lebih yang partikel-partikel penyusunnya masih dapat dibedakan satu sama lainnya. Campuran Heterogen itu dapat dibedakan menjadi 2 yaitu sebagi beikut :
    a. Koloid
    Partikel-partikel yang ada dalam koloid hanya dapat terlihat dengan menggunakan suatu alat jenis mikroskop yang dinamakan mikroskop ultra. Ukuran partikel yang terdapat dalam larutan kira-kira antara 10 sampai dengan 1000 nm. Partikelnya pun menyebar, tetapi nggak bisa mengendap, serta tidak dapat menghamburkan cahaya. Contohnya seperti susu, asap, kabut, agar-agar, kuningtelur dll.
    b. Suspensi
    Obat batuk cair merupakan contoh larutan heterogen (www. flickr.com)
    Partikel-partikel yang terdapat pada suspensi dapat dilihat hanya dengan mikroskop biasa. Ukuran partikelnya pun lebih besar yaitu kira-kira sampai 1.000 nm. Suspensi nggak bisa ditembus cahaya. Contohnya seperti minyak dengan air, air keruh, dan air kapur.

Berikut ini adalah hal-hal yang dapat mempengaruhi proses kelarutan dalam suatu zat.
1. Suhu
Suatu zat akan dapat semakin mudah terlarut dalam zat pelarut apabiila suhunya itu semakin tinggi. Hal ini dapat terjadi dikarenakan adanya suatu partikel-partiklel dalam suatu zat pada suhu yang lebih tinggi dan dapat bergerak lebih cepat sehingga kemungkinan dapat terjadinya suatu tumbukan yang lebih sering dan efektif. Ini membuat zat semakin mudah terlarut.
2. Ukuran zat terlarut . *
Secara umum, makin besar luas permukaan pada suatu zat maka pelarutannya pun akan makin lebih cepat. Hal ini dsebabkan karena dengan semakin besar luas permukaan suatu zat, berarti semakin banyak pula partikel yang bertumbukan dan akan mempercepat proses terbentuknya larutan.
3. Volume dalam pelarut
Volume pelarut ternyata dapat mempengaruhi proses kelarutanjuga lho…??? . Semakin banyak volume pelarut yang digunakan, maka akan makin cepat suatu zat akan melarut.
4. Pengadukan
Proses pengadukan dapat mempengaruhi suatu proses dalam kelarutan. Dengan adanya proses dalam pengadukan, pada suatu zat akan semakin lebih cepat terlarutnya dalam suatu pelarut.

D. Pemisahan Campuran
Berikut adalahcontoh pemisahan pada campuran :
Proses industri yang melibatkan proses pemisahan, antara lain pengolahan minyak bumi, pemisahan logam dari mineralnya, penjernihan air, pengolahan limbah industri. Pemisahan campuran dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut.

  1. Penyaringan atau lebih dikenal dengan filtrasi
    Dalam suatu proses Penyaringan dilakukannya berdasarkan perbedaan ukuran partikenyal. Dalam Proses penyaringan menggunakan suatu penyaring contohnyanya seperti kertas saring, sehingga partikel-partikel yang sangat kecil dapat melewati penyaring tersebut. Hasil penyaringan pada partikel-partikel disebut dengan filtrat, sedangkan partikel-partikel yang lebih besar dan tertahan pada kertas saring disebu dengan residu.
  2. Penyulingan (destilasi)
    Penyulingan ialah suatu teknik dalam suatu pemisahan campuran yang terjadi berdasarkan pada perbedaan suatu titik didih yang terdiri dari masing-masing komponen yang ada dalam suatu campuran. Proses pemisahan campuran ini dilakukan dengan caradengan cara penyulingan dilakukan dengan dua cara, yaitu yang pertama adalah dengan cara penguapan pengembunan. Campuran itu mula-mula dipanaskan sampai di atas titik didih zat yang akan dipisahkan. Karena titik didih zat yang akan dipisahkan lebih rendah dari titik didih campuran maka zat tersebut akan menguap lebih dahulu. Uap yang terbentu«: selanjutnya didinginkan sehingga menjadi cairan.
  3. Kristalisasi
    Zat padat itu nggak bakal dapat dipisahkan dari larutan dengan cara disaring. Zat padat dipisahkan dari larutan meialui proses kristalisasi. Kristalisasi dapat terbentuk jika uap dari partikel yang sudah mengalami sublimasi menjadi dingin. Pada kristalisasi, bahan-bahan lain yang tidak diinginkan, tetapi terdapat dalam campuran, akan tetap berwujud cair.
  4. Sublimasi
    Sublimasi merupakan perubahan dari wujud zat padat menjadi gas, atau sebaliknya. Tetpai Untuk dapat dipisahkan melalui metode sublimasi ini zat terlarut harus dapat memiliki perbedaan titik didih yang ti’nggi sehingga dapat menghasilkan suatu uap dengan tingkat kemurniannya yang tinggi. Zat yang dapat menyublim, antara lain kapur barus, iodium, dan kafein.
  5. Kromatografi
    Kromatografi merupakan suatu tekniik dalam pemisahan suatu campuran dengan cara menguraikan partikel yang berwarna. Dalam campuran tersebut penguraian partikel tersebut berubah menjadi komponen-komponen penyusunnya. Kromatografi biasa digunakan dalam industri makanan yang berguna untuk mengetahui suatu pewarna makanan berbahaya atau tidak bagi kesehatan.
  6. Ekstraksi
    Ekstraksi ialah pemisahan dalam suatu zat dari campurannya dengan cara melarutkan zat tersebut pada pelarut yang sesuai. Ekstraksi biasanya dilakukan pada industri teh botol.
  7. Adsorbsi
    Adsorbsi merupakan penarikan yang dilakukan dengan kuat sehingga zat tersebut dapat menempel pada permukaan absorben atau yang lebih dikenal dengan zat penyerap. Zat yang biasa digunakan sebagai penyerap itu seperti karbon aktif yang gunanya itu mampu menyerap gas, zat warna, dan bahkan mikroorganisme. Adsorbsi ini biasa dilakukan pada industri gula yang bertujuan untuk dapat memutihkan gula yang kotor.
  8. Penguapan
    Penguapan merupakan suatu teknik untuk dapat bisa memisahkan suatu campuran, dengan zat terlarut dalam campuran tersebut adalah zat padat dan pelarutnya adalah zat cair. Penguapan yang terjadi inidapat dilakukan dengan cara memanaskan larutan hingga suhu tertentu. Jika suatu larutan dipanaskan melebihi titik didih pelarutnya maka partikel pelarutanya pun akan semakin menguap, sedangkan padatan yang terlarut akan tertinggal.

Sering mendengar anastesi?

$
0
0

https://pbs.twimg.com/profile_images/2514161425/profile.jpg

Pernah mengalami operasi? Atau setidaknya sering mendengar tentang operasi?
Sebelum operasi berlangsung, pasien dipastikan sudah diberi anestesi terlebih dahulu oleh dokter anestesi.

Apa yang dimaksud anestesi?
Anestesi atau pembiusan adalah pengurangan atau penghilangan sensasi untuk sementara, sehingga operasi atau prosedur lain yang menyakitkan dapat dilakukan.
Anestesi diberikan untuk memblokir sementara sensasi rasa sehingga memungkinkan pasien menjalani operasi dan prosedur kesehatan lainnya tanpa rasa sakit.

Anestesi yang diberikan kepada seseorang berbeda untuk tiap kondisinya.

Pasien harus menjalani tes kesehatan dan fisik sebelum benar-benar memutuskan jenis dan jumlah anestesi yang paling cocok.

Anestesi harus diberikan secara hati-hati karena bekerja pada sistem saraf pusat pasien.

Oleh karena itu, dosis yang tidak benar akan mengganggu kerja seluruh sistem saraf pusat.
Dalam kebanyakan kasus, dimana pasien disarankan mendapatkan anestesi regional atau umum, obat bius biasanya disuntikkan di sumsum tulang belakang.

Bagaimana obat anestesi bekerja?

Anastetik bekerja dengan menghalangi sinyal yang disampaikan saraf ke otak Anda. Saraf Anda adalah kumpulan dari serat yang menggunakan sinyal kimia dan elektris untuk menyampaikan informasi ke seluruh tubuh Anda. Jika Anda memukul jari Anda, sinyal sakit berjalan dari jari ke otak Anda melalui saraf. Ketika sinyal mencapai otak, Anda akan menyadari bahwa jari Anda sakit. Anastetik menghentikan sinyal saraf untuk mencapai otak Anda, sehingga operasi yang harus dilakukan tanpa Anda merasakan apa-apa. Ketika pengaruh anestesi hilang, sinyal akan bekerja lagi dan rasa seperti sakit akan dapat terasa.

Nah, anestesi ini menggunakan senyawa-senyawa kimia. Apa saja ya?

Secara umum anastesi lokal mempunyai rumus dasar yang terdiri dari 3 bagian : gugus amin hidrofil yang berhubungan dengan gugus residu aromatik lipofil melalui suatu gugus antara. Gugus amin selalu berupa amin tersier atau amin sekunder. Gugus antara dan gugus aromatik dihubungkan dengan ikatan amid atau ikatan ester. Maka secara kimia anastesi lokal digolongkan atas senyawa ester dan senyawa amid. Adanya ikatan ester sangat menentukan sifat anastesi lokal sebab pada degradasi dan inaktivasi di dalam badan, gugus tersebut akan dihirolisis. Karena itu golongan ester umumnya kurang stabil dan mudah mengalami metabolisme dibandingkan dengan golongan amid. Anastesi lokal yang tergolong dalam senyawa ester ialah tetrakain, benzokain, kokain dan prokain dengan prokain sebagai prototip. Sedangkan yang tergolong dalam senyawa amid ialah dibukain, lidokain, mepivakain dan prilokain.

Molekul prokain dapat dibagi dalam 3 bagian utama : asam aromatik (asam paraamino benzoat), alkohol (etanol) dan gugus amin tersier (dietil amino). Perubahan pada setiap bagian molekul tersebut akan mempengaruhi potensi anastetik dan toksisitasnya. Memperpanjang gugus alkohol akan menyebabkan potensi anastetik dan toksisitasnya bertambah besar, maka prokain yang merupakan suatu ester etil, toksisitasnya paling kecil. Perpanjangan rantai pada kedua gugus terminal pada amin tersier menyebabkan potensi dan toksisitas anastesi lokal bertambah besar, misalnya pada butakain.

Selain itu ada juga Nitrous oxide atau lebih di kenal dengan NOS atau ada juga yg Mengatakan Gas Tertawa dan Udara Manis yang senenaranya merupakan Senyawa kimia dari N2O, dalam dunia kedokteran khususna dokter gigi, Nitrous Oxide biasanya digunakan sebagai Anestesi untuk menghilangkan rasa sakit pasien. Jika digunakan maka N2O akan bereaksi menjadi NO ” Nitrit Oksida” yana merupakan gas yang memiliki akibat 298 kali per unit berat lebih berbahaya dibanding Karbon Dioksida mengakibatkan Potensi Pemanasan Global.



Si Emas Hitam Gaharu

$
0
0

https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSARllvseA9gUZ1EJsvevZ-S0Yf5UHxeVg_ujd_W23H0UdIyTfy

Selain digunakan sebagai bahan perlengkapan rumah, kayu juga dibutuhkan untuk bahan baku di dalam industri parfum, dupa, obat-obatan, pengawet, kosmetika serta asesoris guna keperluan acara keagamaan. Contohnya kayu gaharu. Seperti apa sih kayu gaharu?


Gaharu adalah kayu berwarna kehitaman dan mengandung resin khas yang dihasilkan oleh sejumlah spesies pohon dari marga/genus Aquilaria, terutama A. malaccensis. Resin ini digunakan dalam industri wangi-wangian (parfum dan setanggi) karena berbau harum. Gaharu sejak awal era modern (2000 tahun yang lalu) telah menjadi komoditi perdagangan dari Kepulauan Nusantara keIndia, Persia, Jazirah Arab, serta Afrika Timur.

Bagaimana gaharu bisa digunakan sebagai bahan baku minyak wangi?
Gaharu mempunyai kandungan damar wangi yang akan mengeluarkan aroma harus yang khas. Aromanya itulah yang sangat digemari oleh sebagian basar masyarakat Timur Tengah,Uni Emirat, Saudi Arabia, Yaman, Korea , Oman, Jepang  dan daratan Cina. Selain itu, kayu gaharu juga memiliki kelebihan lainnya untuk berbagai kebutuhan lainnya.
Aroma khas gaharu berasal dari batang pohon sebagai akibat proses inveksi yang terjadi secara alami maupun buatan yang disebut resin.

Apa itu resin?
Resin adalah eksudat (getah) yang dikeluarkan oleh banyak jenis tetumbuhan, terutama oleh jenis-jenis pohon runjung(konifer). Getah ini biasanya membeku, lambat atau segera, dan membentuk massa yang keras dan, sedikit banyak, transparan.

Beberapa saat resin lembut dikenal sebagai ‘oleoresin’, dan ketika mengandung asam benzoat atau asam sinamat mereka disebut balsem. Oleoresin yang terjadi secara alami campuran minyak dan resin, mereka dapat diekstraksi dari berbagai tanaman. Produk resin lainnya dalam kondisi alami mereka adalah campuran dengan perekat atau zat mucilaginous dan dikenal sebagai resin gusi. Banyak resin senyawa memiliki bau yang berbeda dan karakteristik, dari campuran mereka dengan minyak esensial.

Apakah resin mempengaruhi harga komoditi gaharu?
Gaharu banyak diperdagangan dengan harga jual yang sangat tinggi terutama untuk gaharu dari tanaman famili Themeleaceae dengan jenis Aquilaria spp. yang dalam dunia perdangangan disebut sebagai gaharu beringin.
Selain ditentukan dari jenis tanaman penghasilnya, kualitas gaharu juga ditentukan oleh banyaknya kandungan resin dalam jaringan kayunya. Semakin tinggi kandungan resin di dalamnya maka harga gaharu tersebut akan semakin mahal dan begitu pula sebaliknya.
Akibat dari nilai ekonomis yang sangat tinggi ini yaitu terancamnya kelestarian pohon gaharu di habitat aslinya. Ini terjadi karena tidak sedikit masyarakat yang memilih menebang gaharu dari alam ketimbang membudidayakannya. Memang pembudidayaan gaharu membutuhkan waktu yang lama dan untuk menghasilkan gaharu yang mengandung resin (gupal) tidak mudah. Jauh lebih mudah melakukan pemburuan dan penebangan kayu gaharu langsung dari hutan.


EDTA

$
0
0

https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/3c/EDTA.svg/200px-EDTA.svg.png

Dalam dunia kimia, EDTA sudah tidak asing lagi bukan?
Ya, Asam etilen diamin tetra asetat atau yang lebih dikenal dengan EDTA, merupakan salah satu jenis asam amina polikarboksilat yang seringkali digunakan sebagai titran dalam titrasi kompleksometri. EDTA sebenarnya adalah ligan seksidentat yang dapat berkoordinasi dengan suatu ion logam lewat kedua nitrogen dan keempat gugus karboksil-nya atau disebut ligan multidentat yang mengandung lebih dari dua atom koordinasi per molekul, misalnya asam 1,2-diaminoetanatetraasetat (asametilenadiamina tetraasetat, EDTA) yang mempunyai dua atom nitrogen – penyumbang dan empat atom oksigen penyumbang dalam molekul.

Ternyata EDTA sekarang ini digunakan juga untuk terapi yang disebut Terapi Khelasi EDTA.
Apa sih Terapi Khelasi EDTA?
Terapi khelasi adalah pengobatan secara intravena dengan menggunakan cairan yang terdiri dari mineral-mineral, vitamin-vitamin dan asam amino khusus buatan. Melalui reaksi biokimia, cairan ini dapat pula melarutkan ion kalsium (Ca+ +) yang salah tempat dan mengeluarkan ion tersebut melalui air seni / urine.

Apakah yang digunakan untuk terapi tersebut adalah EDTA?
Bahan yang sering digunakan dalam penerapan terapi kelasi ini adalah Athylenediaminetetraacetic Acid (EDTA). Bahan ini sering digunakan, karena EDTA terbukti berhasil mengurangi penumpukan kalsium pada penderita penyakit jantung dan aterosklerosis (Gervasio A. Lamas et al, 2013).    Selain EDTA, terapi Kelasi juga mengandung mineral-mineral dan vitamin-vitamin yang  berguna bagi tubuh karena berfungsi sebagai antioksidan dan memperbaiki sirkulasi pembuluh darah. Beberapa laporan ilmiah menyatakan terapi Kelasi juga bermanfaat bagi penderita diabetes melitus, artthritis dll. Selain itu, kelasi juga dipakai untuk membantu menegakkan diagnosis keracunan timah.
Walaupun sebelumnya yang kita tahu EDTA digunakan dalam produk perindustrian seperti  detergen, kertas,  industri bubur kayu dan nuklir. Bahan ini digunakan  untuk mengontrol bahan kimia pada logam dalam perindustrian tersebut. Namun, karena fungsinya yang dapat mengikat kation –kation logam atau dalam tubuh ia sebagai antikoagulan maka saat ini EDTA banyak digunakan untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit khususnya jantung.   Praktek terapi kelasi dilakukan dengan  memasukkan vitamin-vitamin dan disodium EDTA ke dalam saluran infus dan dialirkan ke pembuluh darah, lalu ia akan mengikat  beberapa kation seperti  kalsium, magnesium, timah, cadmium, zink, besi,  alumunium, dan tembaga lalu d.i ekskresikan melalui urin.

Kemudian apa manfaat terapi khelasi EDTA ini?
Terapi ini telah diklaim terbukti mengobati penyakit aterosklerosis dan beberapa penyakit degeneratif lainnya yang berkaitan dengan sistem sirkulasi darah.
Terapi khelasi telah teruji untuk mengobati penyempitan pembuluh darah. Terapi ini dengan menggunakan sejumlah bahan kimia ke pembuluh darah. Kemudian tubuh bisa mengambil, membuka penyempitan pembuluh dan membuangnya dari pembuluh darah. Terapi ini telah diklaim juga dapat menyembuhkan kanker. Beberapa ahli percaya bahwa terapi ini bertindak melawan kanker dengan menangkap radikal bebas, yang merupakan bahan kimia berbahaya.

Bagaimana? Berniat mencoba?


Klorin

$
0
0

Klorin adalah bahan kimia penting dalam pemurnian air, dalam desinfektan, dalam pemutih, dan gas mustard.

Klorin juga digunakan secara luas dalam pembuatan banyak produk termasuk dalam produksi kertas, antiseptik, zat warna, makanan, insektisida, cat, produk minyak bumi, plastik, obat-obatan, tekstil, pelarut, dan banyak produk konsumen lainnya.

Unsur ini juga digunakan untuk membunuh bakteri dan mikroba dari pasokan air minum.

Klorin juga digunakan untuk pemutih pulp kayu sebelum digunakan untuk membuat kertas, serta menghilangkan tinta pada kertas daur ulang.

Unsur ini digunakan pula dalam produksi klorat, kloroform, karbon tetraklorida, dan ekstraksi brom.

Efek Kesehatan Klorin

Klorin adalah gas yang sangat reaktif.

Pengguna terbesar klorin adalah perusahaan yang membuat etilen diklorida dan pelarut diklorinasi lainnya, resin polyvinyl chloride (PVC), klorofluorokarbon, dan propilena oksida.

Perusahaan kertas menggunakan klorin untuk pemutih kertas. Instalasi air dan pengolahan air limbah menggunakan kaporit sebagai disinfektan.

Orang-orang yang menggunakan pemutih cucian dan bahan kimia kolam renang yang mengandung klorin biasanya tetap aman.

Klorin berbahaya ketika memasuki tubuh saat terhirup bersama dengan udara yang terkontaminasi atau ketika tertelan bersama dengan makanan atau air yang terkontaminasi.

Menghirup uap klorin bisa merugikan sistem pernapasan. Keluhan akan bervariasi mulai dari batuk, nyeri dada, serta retensi air dalam paru-paru.

Dampak Lingkungan Klorin

Klorin terurai ketika dicampur dengan air. Klorin mungkin juga dilepaskan dari air kemudian masuk ke udara dalam kondisi tertentu.

Karena sifatnya yang reaktif, klorin tidak akan lama tinggal di tanah atau di dalam air. Tanaman dan hewan juga diketahui tidak mengakumulasi klorin dalam tubuhnya.

Namun, studi laboratorium menunjukkan bahwa paparan berulang klorin dari udara dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, darah, jantung, dan sistem pernapasan hewan.

Klorin adalah unsur yang umum di Bumi, tetapi tidak ditemukan secara alami dalam keadaan murni karena sangat reaktif dan cenderung membentuk senyawa dengan unsur-unsur lainnya. Pada suhu kamar dan tekanan normal, klorin adalah gas kuning-hijau yang lebih berat dari udara.
Unsur nomor 17 dalam tabel periodik, klorin adalah salah satu dari sekelompok unsur yang berbagi sifat kimia yang mirip dikenal sebagai halogen, dengan anggota lain yang fluor, brom, yodium dan astatine. Gas larut dalam air, membentuk campuran hipoklorit dan asam klorida, dan klorin bebas.

Ini adalah agen pengoksidasi kuat, yang berarti bahwa ia cenderung untuk mengambil elektron dari unsur-unsur lain untuk membentuk senyawa. Penggabungan cara ini mudah dengan hidrogen dan dengan logam untuk membentuk klorida, serta mudah menggabungkan dengan banyak senyawa organik.


Nyala logam?

$
0
0

https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSmc5BhmQV-RhJXxvGD4pq2G5bC_qLw4ZwMxOLN869pt3MoWKZD

Natrium? Kalium? Tembaga? Besi? hmmm kalian tentu tahu dong nama-nama logam tersebut.. dan tentunya bukan hanya itu saja logam yang ada eksis di bumi ini iya kan? nah pernah kalian coba membakar dan meliat warna nyalanya?

Yap, setiap logam memiliki warna nyala yang spesifik, sehingga warna nyala ini sering kali dijadikan untuk uji kualitatif terhadap logam.

https://i2.wp.com/www.compoundchem.com/wp-content/uploads/2014/02/Metal-Ion-Flame-Tests.png

 

Pada gambar diatas dapat kita liahat berbagai macam logam beserta nyalanya,, sudah lihat?

nah mengapa logam-logam ini bisa memberika nyala? jawabnya adalah ketika logam tersebut dipanaskan, elektron terluar akan menyerap energi dari panas yang diberikan. setelah energi itu diserap, energi tersebut akan digunakan untuk melewati kulit yang lebih luar oleh elektron. setelah elektron tersebut sampai, elektron tersebut akan kembali lagi pada kulit sebelumnya. Nah pada saat proses kembali tersebut lah elektron mengeluarkan emisi atau yang kita lihat sebagai cahaya yang berwarna.

lalu kenapa tiap logam berbeda?

yap tepat sekali, tiap logam memiliki tingkat elektron yang berbeda sehingga berbeda pula tingkatan energinya, dan tentunya cahaya yang dilepaspun akan berbeda. hmmm mungkin akan bosan bila hanya teori saja,, ok mari kita cek video berikut.

nah sudah lihatkan? sudah pernah mencoba? jangan lupa selalu hati-hati bila ingin mempraktikannya yah dan pastikan didampingi oleh tim ahli😉

 

 

 


Validasi(2)

$
0
0

https://i1.wp.com/phitagoras.com/wp-content/uploads/2011/12/validasi_metode_uji_lab.jpg

Masih ingat postingan tentang validasi metode?
Mari kita lanjutkan!
Parameter selanjutnya adalah :
4. Selektivitas


Selektivitas merupakan kemampuan suatu metode analisa untuk membedakan senyawa yang diuji dengan derivat/metabolitnya.Adanya perbedaan nyata antara resolusi antara dua puncak yang berdampingan dan kemurnian tiap puncak dalam kromatogram.Untuk HPLC, Rs : 1,2 – 1,5.Untuk Spektrofotometer UV/Vis: jarak dua puncak berdampingan: resolution factor   (Rf) > 2,5.Lakukan scanning (pemindaian) sampel yang diuji lihat kromatogram dari dua puncak yang berdekatan (Rs) harus tidak kurang dari 1,5 atau terlihat adanya puncak yang terpisah dari scanning dengan spektrofotometer UV/Vis. Intinya dalam metode tersebut, senyawa yang akan diuji benar-benar jauh dari pengotor dan pereaksi yang ditambahkan sehingga mudah dideteksi.

5. Linearitas
Linearitas merupakan kemampuan suatu metode analisa untuk menunjukkan hubungan secara langsung atau proporsional antara respons detektor dengan perubahan konsentrasi analitDiuji secara statistik, yaitu Linear Regression (y = a + bx); dimana b adalah kemiringan slope garis regresi dan a adalah perpotongan dengan sumbu y.
Pengujian dilakukan paling tidak dengan menggunakan 5 kadar yang berbeda, kemudian dilihat apakah memberikan respons yang linear apa tidak, yang ditunjukkan dengan nilai r ≥ 0,98.

Evaluasi linieritas paling baik dicirikan dengan metode uji kurva respon. Suatu alur yang menyatakan hubungan antara konsentrasi analit dengan responnya seringkali linier pada konsentrasi tertentu.

Linieritas dapat diukur dengan melakukan pengukuran tunggal pada konsentrasi yang berbeda-beda. Data yang diperoleh selanjutnya diproses dengan metode kuadrat terkecil, untuk selanjutnya dapat ditentukan nilai kemiringan [slope], intersep, dan koefisien korelasinya.

Kisaran konsentrasi

Kisaran konsentrasi yan digunakan untuk linieritas harus cukup luas untuk memenuhi kisaran metode yang diharapkan. Minimal 5 kisaran konsentrasi harus diarnati dan suatu plot an tara respon detektor dengan konsentrasi sampel harus dihasil-kan. Kisaran konsentrasi yang dipilih untuk uji linieritas haruslah mencakup kisaran analit yang akan dituju (misalkan kisarannya adalah: 50 %, 75 %, 100 %, 125 %, dan 150 % dari konsentrasi analit target). Ketika menggunakan kalibrasi titik tunggal, data linieritas regresi seharusnya tidak dipaksa melalui nol.

5. Ketahanan Robutness

Ketahanan merupakan kapasitas metode analisis untuk tetap tidak terpengaruh oleh adanya variasi parameter metode yang kecil. Ketahanan dievaluasi dengan melakukan variasi parameter-pa rameter metode seperti: persentase pelarut organik, pH, kekuatan ionik, suhu, dan sebagainya. Suatu praktek yang baik untuk meng-evaluasi ketahanan suatu metode adalah dengan memvariasi parameter-parameter penting dalam suatu metode secara sistematis lalu mengukur pengaruhnya pada pemisahan. Sebagai contohjika suatu metode menggunakan asetonitril 36%-air sebagai fase geraknya, maka seorang analis lalu memvariasi persentase asetonitrilnya menjadi misalkan 33, 36, dan 39% lalu melihat pengaruhnya pada waktu retensi analit yang diuji.
Atau dapat juga dengan penambahan asam dan basa untuk mengetahui kondisi ketahanan metode dengan pengaruh pH.
Selanjutnya masih ada LOD, LOQ, dan sensitivitas silang di artikel selanjutnya!!


Destruksi

$
0
0

https://sangsutradara.files.wordpress.com/2015/04/20150311_094712.jpg?w=535&h=401

Sebelum menganalisis suatu sample dengan menggunakan alat tertentu, selalu dilakukan preparasi terhadap sample tersebut sesuai dengan cara kerja alat yang digunakan. Misalnya, pelarutan, penggerusan ataupun yang lainnya. Dalam artikel kali ini mari kita bahas salah satu preparasi tersebut yaitu destruksi.

Apa sih destruksi itu?
Destruksi merupakan suatu perlakuan untuk melarutkan atau mengubah sampel menjadi bentuk materi yang dapat diukur sehingga kandungan berupa unsur-unsur didalamnya dapat dianalisis. Metode destruksi merupakan suatu metode yang sangat penting didalam menganalisis suatu materi atau bahan. Metode ini bertujuan untuk merubah sampel menjadi bahan yang dapat dikukur. Metode ini seakan sangat sederhana, namun apabila kurang sempurna dalam melakukan teknik destruksi, maka hasil analisis yang diharapkan tidak akurat.

Ada berapa jenis destruksi?
Pada dasarnya ada dua jenis destruksi yang dikenal yaitu destruksi basah dan destruksi kering, yang masing-masing mempunyai keunggulan dan kelemahan.

Bagaimana cara kita menentukan destruksi yang akan digunakan?
Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam metode destruksi antara lain :

1. Sifat sampel dan unsur logam yang terkandung di dalam sampel.
2.  Jenis logam yang akan dianalisis.
3. Metode instrumentasi yang digunakan untuk penentuan logam

Mari kita bahas tentang masing-masing destruksi tersebut.
1. Destruksi basah
Destruksi basah adalah proses perombakan logam organik dengan menggunakan asam kuat, baik tunggal maupun campuran, kemudian dioksidasi menggunakan zat oksidator sehingga dihasilkan logam anorganik bebas. Destruksi basah sangat sesuai untuk penentuan unsur-unsur logam yang mudah menguap. Pelarut- pelarut yang dapat digunakan untuk destruksi basah adalah HNO3 dan HClO4. Pelarut-pelarut tersebut dapat digunakan secara tunggal maupun campuran. Kesempurnaan destruksi ditandai dengan diperolehnya larutan jernih pada larutan destruksi yang menunjukkan bahwa semua konstituen yang ada telah larut sempurna atau perombakan senyawa-senyawa organik telah berjalan dengan baik. Senyawa-senyawa garam yang terbentuk setelah destruksi merupakan senyawa garam yang stabil dan disimpan selama beberapa hari. Pada umumnya pelaksanaan kerja destruksi basah dilakukan dengan menggunakan metode Kjeldhal.
Metode destruksi basah lebih baik daripada cara kering karena tidak banyak bahan yang hilang dengan suhu pengabuan yang sangat tinggi. Hal ini merupakan salah satu faktor mengapa cara basah lebih sering digunakan oleh para peneliti. Di samping itu destruksi dengan cara basah biasanya dilakukan untuk memperbaiki cara kering yang biasanya memerlukan waktu yang lama.

Sifat dan karakteristik asam pendestruksi yang sering digunakan antara lain:

a)      Asam sulfat pekat sering ditambahkan ke dalam sampel untuk mempercepat terjadinya oksidasi. Asam sulfat pekat merupakan bahan pengoksidasi yang kuat. Meskipun demikian waktu yang diperlukan untuk mendestruksi masih cukup lama.

b)      Campuran asam sulfat pekat dengan kalium sulfat pekat dapat dipergunakan untuk mempercepat dekomposisi sampel. Kalium sulfat pekat akan menaikkan titik didih asam sulfat pekat sehingga dapat mempertinggi suhu destruksi sehingga proses destruksi lebih cepat.

c)      Campuran asam sulfat pekat dan asam nitrat pekat banyak digunakan untuk mempercepat proses destruksi. Kedua asam ini merupakan oksidator yang kuat. Dengan penambahan oksidator ini akan menurunkan suhu destruksi sampel yaitu pada suhu 3500C, dengan demikian komponen yang dapat menguap atau terdekomposisi pada suhu tinggi dapat dipertahankan dalam abu yang berarti penentuan kadar abu lebih baik.

d)      Asam perklorat pekat dapat digunakan untuk bahan yang sulit mengalami oksidasi, karena perklorat pekat merupakan oksidator yang sangat kuat. Kelemahan dari perklorat pekat adalah sifat mudah meledak (explosive) sehingga cukup berbahaya, dalam penggunaan harus sangat hati-hati.

e)      Aqua regia yaitu campuran asam klorida pekat dan asam nitrat pekat dengan perbandingan volume 3:1 mampu melarutkan logam-logam mulia seperti emas dan platina yang tidak larut dalam HCl pekat dan HNO3pekat. Reaksi yang terjadi jika 3 volume HCl pekat dicampur dengan 1 volume HNO3 pekat:

3 HCl(aq) + HNO3(aq)                  Cl2(g) + NOCl(g) + 2H2O(l)

Gas klor (Cl2) dan gas nitrosil klorida (NOCl) inilah yang mengubah logam menjadi senyawa logam klorida dan selanjutnya diubah menjadi kompleks anion yang stabil yang selanjutnya bereaksi lebih lanjut dengan Cl–.
(sumber)

2. Destruksi Kering
Destruksi kering merupakan perombakan organik logam di dalam sampel menjadi logam-logam anorganik dengan jalan pengabuan sampel dalammuffle furnace furnace furnace dan memerlukan suhu pemanasan tertentu. Pada umumnya dalam destruksi kering ini dibutuhkan suhu pemanasan antara 400-800oC, tetapi suhu ini sangat tergantung pada jenis sampel yang akan dianalisis. Untuk menentukan suhu pengabuan dengan sistem ini terlebih dahulu ditinjau jenis logam yang akan dianalisis. Bila oksida-oksida logam yang terbentuk bersifat kurang stabil, maka perlakuan ini tidak memberikan hasil yang baik. Untuk logam Fe, Cu, dan Zn oksidanya yang terbentuk adalah Fe2O3, FeO, CuO, dan ZnO. Semua oksida logam ini cukup stabil pada suhu pengabuan yang digunakan. Oksida-oksida ini kemudian dilarutkan ke dalam pelarut asam encer baik tunggal maupun campuran, setelah itu dianalisis menurut metode yang digunakan.


Belajar pengolahan air limbah yuk!(3)

$
0
0

https://garverusa.com/assets/projectimages/12/img1.jpg

Setelah mengetahui parameter baku mutu air limbah pada artikel sebelumnya, saat ini kita akan membahas jenis tahapan pengolahan limbah.

1. Pengolahan fisik

Pengolahan ini terutama ditujukan untuk air limbah yang tidak larut (bersifat tersuspensi), atau dengan kata lain buangan cair yang mengandung padatan, sehingga menggunakan metode ini untuk pemisahan. Pada umumnya sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap air buangan diinginkan agar bahan-bahan tersuspensi berukuran besar dan mudah mengendap atau bahan-bahan yang mengapung mudah disisihkan terlebih dahulu. Proses flotasi banyak digunakan untuk menyisihkan bahan­-bahan yang mengapung seperti minyak dan lemak agar tidak mengganggu proses berikutnya.

2. Pengolahan Kimia

Pengolahan secara kimia adalah proses pengolahan yang menggunakan bahan kimia untuk mengurangi konsentrasi zat pencemar dalam air limbah. Proses ini menggunakan reaksi kimia untuk mengubah air limbah yang berbahaya menjadi kurang berbahaya. Proses yang termasuk dalam pengolahan secara kimia adalah netralisasi, presipitasi, khlorinasi, koagulasi dan flokulasi. Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah mengendap (koloid), logam-logam berat, senyawa phospor dan zat organik beracun, dengan membubuhkan bahan kimia tertentu yang diperlukan. Pengolahan secara kimia dapat memperoleh efisiensi yang tinggi akan tetapi biaya menjadi mahal karena memerlukan bahan kimia.
a. Netralisasi
Netralisasi adalah reaksi antara asam dan basa menghasilkan air dan garam. Dalam pengolahan air limbah, pH diatur antara 6,0 – 9,5. Di luar kisaran pH tersebut, air limbah akan bersifat racun bagi kehidupan air, termasuk bakteri.

Jenis bahan kimia yang ditambahkan tergantung pada jenis dan jumlah air limbah serta kondisi lingkungan setempat. Netralisasi air limbah yang bersifat asam dapat menambahkan Ca(OH)2 atau NaOH, sedangkan bersifat basa dapat menambahkan H2SO4, HCl, HNO3, H3PO4, atau CO2 yang bersumber dari flue gas.

b. Presipitasi
Presipitasi adalah pengurangan bahan-bahan terlarut dengan cara penambahan bahan – bahan kimia terlarut yang menyebabkan terbentuknya padatan – padatan. Dalam pengolahan air limbah, presipitasi digunakan untuk menghilangkan logam berat, sufat, fluoride, dan fosfat. Senyawa kimia yang biasa digunakan adalah lime, dikombinasikan dengan kalsium klorida, magnesium klorida, alumunium klorida, dan garam – garam besi.

Adanya complexing agent, misalnya NTA (Nitrilo Triacetic Acid) atau EDTA (Ethylene Diamine Tetraacetic Acid), menyebabkan presipitasi tidak dapat terjadi. Oleh karena itu, kedua senyawa tersebut harus dihancurkan sebelum proses presipitasi akhir dari seluruh aliran, dengan penambahan garam besi dan polimer khusus atau gugus sulfida yang memiliki karakteristik pengendapan yang baik

Pengendapan fosfat, terutama pada limbah domestik, dilakukan untuk mencegah eutrophication dari permukaan. Presipitasi fosfat dari sewage dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu penambahan slaked lime, garam besi, atau garam alumunium.

c. Koagulasi dan Flokulasi

Proses koagulasi dan flokulasi adalah konversi dari polutan-polutan yang tersuspensi koloid yang sangat halus didalam air limbah, menjadi gumpalan-gumpalan yang dapat diendapkan, disaring, atau diapungkan.

Partikel koloid sangat sulit diendapkan dan merupakan bagian yang besar dalam polutan serta menyebabkan kekeruhan. Untuk memisahkannya, koloid harus diubah menjadi partikel yang berukuran lebih besar melalui proses koagulasi dan flokulasi.

Di artikel selanjutnya kita akan bermain lumpur di tahapan biologi pengolahan air limbah



in vitro in vivo

$
0
0

https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRUWSUzt14ZfhGrqQ1bU80GtbHBHDOo4JE3_ZUR8rhT67MSk6SWBg

Penelitian yang berkaitan dengan makhluk hidup khususnya manusia  dapat dilakukan dengan dua jalan yaitu in vivo dan in vitro. Sebelum melakukan penelitian, kedua metode ini harus dipahami dengan baik sehingga menjaga validitas dari kesimpulan yang diberikan.

Apa sih in vivo?dan apa in vitro?
Di dalam bahasa latin vitro memiliki arti kaca dan vivo berarti hidup. Keduanya adalah prosedur yang memiliki konsekuensi berbeda.

In vitro (dalam kaca) mengacu prosedur perlakuan yang diberikan dalam lingkungan terkendali di luar organisme hidup. Jadi peralatan dan lingkungan dibuat sedemikian  sehingga menyerupai keadaan di dalam tubuh makhluk hidup. Sebagai contoh dalam pembuatan obat yang akan larut di lambung. Maka ada uji dissolusi yang dilakukan dengan keadaan hampir sama dengan di lambung. Obat  diuji dalam cairan HCl 0.1 N yang menginterpretasikan cairan lambung. Suhunya pun dijaga sesuai dengan keadaan lambung 37oC.

Teknik in vitro mudah dilakukan. Kadang-kadang peneliti memiliki keterbatasan dalam mengakses organisme hidup dan pendekatan vitro menjadi solusi dalam hal ini.

Salah satu kelemahan in vitro adalah kegagalan meniru kondisi selular secara tepat terutama mikroba. Penelitian in vitro dapat menghasilkan kesimpulan yang tidak sesuai dengan keadaan organisme hidup.

Stefan Tunev mengatakan bahwa pertanyaan rumit tentang ekspresi protein spirochetes tidak sepenuhnya menyerupai Borrelia dalam host yaitu kegunaan lisat protein bakteri terbatas ketika menganalisis sumber antigen.

Sampai beberapa tahun terakhir upaya untuk mendeteksi dan mengidentifikasi mikroorganisme dalam tubuh manusia telah bergantung hampir secara eksklusif menggunakan penelitian in vitro.

Akibatnya banyak pemahaman patogen pada penyakit sering mewakili bakteri minoritas dalam tubuh manusia. Spesies-spesies mikrobiota manusia luput diketahui melalui teknik in vitro.

Lalu bagaimana dengan in vivo?
In vivo (dalam hidup) mengacu pada eksperimen menggunakan keseluruhan organisme hidup. In vivo berusaha menghindari penggunaan organisme secara parsial atau organisme mati.

Penelitian pada hewan dan uji klinis adalah salah satu penerapan in vivo. Pendekatan ini biasanya dilakukan untuk menguji hasil temuan in vitro karena lebih cocok untuk mengamati efek keseluruhan pada subjek hidup. Hewan yang seringkali dijadikan objek uji klinis adalah tikus putih (mencit), hal ini atas pertimbangan kesamaan sebagian besar organ dalam dengan manusia.

In vivo menawarkan wawasan konklusif tentang sifat obat dan penyakit. Tapi pendekatan ini tak luput dari sesat kesimpulan, misalnya, terapi hanya menawarkan manfaat jangka pendek dan bahaya dalam jangka panjang.


Karl Fischer, ada yang pernah pakai?

$
0
0

https://i0.wp.com/img.directindustry.com/images_di/photo-g/15372-2819261.jpg

Pada pengujian sample makanan, kadar air merupakan salah satu pengujian penting diantarra pengujian lainnya. Kadar air suatu pangan akan berpengaruh terhadap kualitas dan masa simpan dari produk pangan tersebut. Metode yang sering dipakai untuk uji kadar air adalah metode pengeringan menggunakan oven. Metode ini menjadi pilihan karena sederhana dan hanya membutuhkan beberapa alat  yaitu oven, cawan dan neraca(timbangan).


Adakah kekurangan dari metode pengeringan menggunakan oven tersebut?
Metode oven memiliki beberapa kekurangan, yaitu bahan lain ikut menguap, terjadi penguraian karbohidrat menghasilkan air yang ikut terhitung, ada air yang terikat kuat pada bahan yang tidak terhitung. Berat sampel yang dihitung setelah dikeluarkan dari oven harus didapatkan berat konstan, yaitu berat bahan yang tidak akan berkurang atau tetap setelah dimasukkan dalam oven. Berat sampel setelah konstan dapat diartikan bahwa air yang terdapat dalam sampel telah menguap dan yang tersisa hanya padatan dan air yang benar-benar terikatkuat dalam sampel, setelah itu dapat dilakukan perhitungan untuk mengetahui persen kadar air dalam bahan. Kekurangan lainnya adalah lamanya waktu yang dibutuhkan sampai didapatkan hasil.
Oleh karena itu, di beberapa industri telah menggunakan  alat Karl Fischer sebagai altrrnatif uji kadar air.
Seperti apa Karl Fischer?
Karl Fischer menggunakan metode volumetri berdasarkan prinsip titrasi. Titran yang digunakan adalah pereaksi Karl Fischer (campuran iodin, sulfur dioksida, dan pridin dalam larutan metanol). Pereaksi karl fischer pada metode ini sangat tidak stabil dan peka terhadap uap air oleh karena itu sebelum digunakan pereaksi harus selalu distandarisasi.

Selama proses titrasi terjadi reaksi reduksi iodin oleh sulfur dioksida dengan adanya air. Reaksi reduksi iodin akan berlangsung sampai air habis yang ditunjukka munculnya warna coklat akibat kelebihan iodin. Penentuan titik akhir titrasi sulit dilakukan karena kadang-kadang perubahan warna yang terjadi tidak terlalu jelas.
Pereaksi karl fischer sangat sensitif terhadap air. Sehingga metode ini dapat diaplikasikan untuk analisis kadar air bahan pangan yang mempunyai kandungan air sangat rendah (seperti minyak/lemak, gula, madu, dan bahan kering). Metode Karl Fischer juga dapat digunakan untuk mengukur kadar air konsentrasi 1 ppm.

Bagaimana reaksinya?
ROH + SO2 + R’N à [R’NH]SO3R + H2O + I2 + 2R’N à 2[R’NH]I + [R’NH]SO4R

Alkohol bereaksi dengan sulfurdioksida (SO2) dan mengendap kemudian membentuk garam alkylsulfite, yang kemudian dioksidasi oleh iodium menjadi garam alkylsulfate. Reaksi Oksidasi ini membutuhkan air.

Alkohol yang reaktif secara khas metanol atau 2-(2-Ethoxyethoxy)ethanol, juga dikenal sebagai diethylene glycol monoethyl eter ( DEGEE), atau alkohol lain.

Bahan Karl Fischer reaksi lama berisi pyridine, suatu bahan bersifat karsinogen penyebab kanker. Bahan reaksi yang paling sering digunakan sekarang ini adalah pyridine-free dan berisi imidazole atau amina utama sebagai gantinya.

Tentunya sebanding dengan ketepatan dan kecepatan  hasil yang didapat dengan biaya yang diperlukan ya!


KIMIA ANALISIS

$
0
0

Kimia Analisis merupakan cabang ilmu Kimia yang mempelajari cara untuk mengetahui komposisi, struktur, dan fungsi kimiawinya dalam sebuah cuplikan contoh. Selain mempelajari cara untuk menentukan kadar suatu unsur dalam contoh dijelaskan juga mengenai tekhnik pengambilan dan persiapan sampel agar diperoleh data yang sesuai dan dapat dipertanggungjawabkan. Secara tradisional Analisis dibagi menjadi 2 bagian utama, yaitu :

  1. Analisis Kualitatif
    Analisis Kualitatif merupakan suatu tekhnik atau metode untuk menentukan kualitas atau keberadaan suatu senyawa dalam suatu contoh. Analisis Kualitatif sering juga disebut sebagai Analisis Jenis karena dalam proses ini ditentukan unsur utama apa saja yang berada dalam suatu sampel. Apabila kandungan suatu unsur dalam contoh hanya sedikit tidak akan terlihat perubahannya. Oleh karena itu, Analisis Kualitatif dilakukan untuk menentukan unsur utama yang bverada dalam sampel bukan trash (pengotor). Analisis Kualitatif ini diperlukan sebagai uji pendahuluan untuk menentukan metode apa yang sesuai untuk Analisis Kuantitatif apabila tidak diketahui keterangan dan asal usul contoh uji.
    Analisis Kualitatif disebut juga sebagai uji pendahuluan. Metode Analisis jenis ini dapat dilakukan dengan menggunakan metode tradisional yaitu dengan metode pengendapan sulfida, pembentukan senyawa baru (warna yang khas atau mengendap) yang khas, uji nyala, mutiara boraks, dan mikroskopi. Namun, uji yang sering dilakukan adalah uji pengendapan sulfida karena lebih banyak unsure yang dapat di deteksi. Selain itu apabila menggunakan uji lain sampel harus murni (tidak mengandung banyak unsure logam). Selanjutnya analisis kualitatif dapat dilakukan dengan metode yang lebih modern yaitu dengan menggunakan instrument diantaranya Spektrofotometri UV, Spektrofometri FTIR, HPLC, MS (Mass Spectroscopy), dan NMR. Spektrofotometer UV menentukan suatu senyawa berdasarkan penyerapan sinar UV oleh gugus kromofor yang ada dalam senyawa. Spektrofotometer FTIR menentukan suatu senyawa berdasarkan Gugus Fungsi yang dimiliki oleh suatu sampel. Spektroskopi Mass/MS menentukan suatu senyawa berdasarkan berat molekul dari senyawa yang kita analisis biasanya alat ini disatukan dengan HPLC atau GC untuk melakukan pemisahannya, karena senyawa yang masuk kedalam MS harus senyawa tunggal.
  2. Analisis Kuantitatif
    Analisis kuantitatif merupakan suatu tekhnik atau metode untuk menentukan Kuantitas atau kadar suatu unsur/senyawa dalam suatu cuplikan. Analisis Kuantitatif dilakukan apabila kita telah mengetahui senyawa apa saja yang terkandung dalam suatu contoh. Sehingga dilakukan Analisis Kuantitatif ini untuk menentukan kadar dari suatu unsure yang terkandung. Berdasarkan metode yang dilakukan Analisis Kuantitatif dibagi menjadi 2, yaitu :

a. Analisis Konvensional
Metode Analisis konvensional ini diantaranya adalah Gravimetri, Volumetri/ Titrimetri, dan colourimetri. Pada Metode Gravimetri ini penentuan kadar suatu unsur/senyawa berdasarkan dari bobotnya, suatu unsur diendapkan secara khas menjadi senyawa yang stabil kemudian endapan ini dilakukan preparasi selanjutnya dan ditimbang bobotnya. Sebagai contoh yang paling mudah penentuan kadar air dengan pemanasan merupakan salah satu metode Gravimetri. Metode Volumetri atau titrimetri, penentuan kadar suatu unsur/senyawa berdasarkan Volume. Pada metode ini suatu senyawa yang ingin diketahui kadarnya (Senyawa A) direaksikan dengan suatu senyawa yang dapat bereaksi dengan cepat dan diketahui kadarnya (Senyawa B). Kadar senyawa yang ingin diketahui ditentukan berdasarkan volume Senyawa B yang diperlukan untuk bereaksi dengan Senyawa A dan dilakukan perhitungan lebih lanjut. Contoh dari penggunaan metode volumetri ini adalah pada penentukan konsentrasi asam oleh suatu basa.
Selanjutnya Metode Colourimetri, penentuan kadar suatu unsur/senyawa berdasarkan kesamaan warna secara visual senyawa yang ingin diketahui dengan senyawa standard yang telah diketahui kadarnya. Metode ini mirip dengan metode Volumetri, suatu senyawa yang ingin diketahui kadarnya direaksikan dengan suatu senyawa spesifik untuk menghasilkan senyawa baru yang memiliki warna yang stabil, kemudian senyawa ini dibandingkan warnanya dengan senyawa standar yang telah diketahui kadarnya dengan melakukan titrasi bertahap sampai memiliki warna yang sama dengan contoh. Metode ini sudah jarang dilakukan karena faktor kesalahannya cukup tinggi dibandingkan dengan metode yang baru dan pereaksi spesifik yang relatif mahal.

b. Analisis Instrumen
Metode analisis ini dilakukan dengan menggunakan suatu alat yang membantu dalam menentukan kadar suatu senyawa dalam cuplikan. Instrumen yang biasa digunakan dalam penentuan kadar suatu senyawa diantaranya :
1). Spektrofotometri UV-VIS digunakan untuk analisis senyawa anorganik (logam dan non logam) dan senyawa Organik.
2). Spektrofotometri FTIR digunakan untuk analisis senyawa organic melalui gugus fungsinya.
3). Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) digunakan untuk analisis senyawa Anorganik (Logam).
4). Gas Chromatography (GC) digunakan untuk analisis senyawa organik.
5). High Performa Liquid Chromatograpy (HPLC) digunakan untuk analisis senyawa organic.
6). Flamefotometri digunakan untuk analisis senyawa anorganik (Logam)
7). Inducted Couple Plasma (ICP) digunakan untuk analisis senyawa anorganik (Logam)
8). X-ray fluorescence (XRF) digunakan untuk analisis senyawa anorganik (Logam)

Penggunaan alat ini disesuaikan dengan senyawa apa yang akan di analisis, sifat fisik suatu unsur, perkiraan kadar dari uji pendahuluan sehingga hasil yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan karena setiap instrument memiliki ketelitian yang berbeda. Contohnya untuk penentukan kadar suatu unsur logam dalam batuan, penentuan unsur utama (makro) dilakukan dengan menggunakan XRF, sedangkan untuk menentukan kadar logam lain yang kadarnya kecil (mikro) dilakukan dengan menggunakan SSA. Hal ini dikarenakan SSA memiliki ketelitian yang lebih tinggi untuk kadar mikro dibandingkan dengan XRF.


Incinerator

$
0
0

https://i2.wp.com/www.marineinsight.com/wp-content/uploads/2011/02/incinerator.jpg

Tahukah kalian jarum suntik hanya dipakai sekali atau disebut disposible syringe. WHO telah menetapkan peraturan agar semua rumah sakit ataupun klinik di seluruh dunia untuk menggunakan jarum suntik sekali pakai yang mencegah pemakainya menggunakan jarum suntik ini lebih dari sekali. Hal ini dilakukan sebagai bentuk upaya Organisasi Kesehatan dunia untuk mengurangi angka penderita penyakit HIV, juga hepatitis B dan C.
Setelah dipakai, jarum suntik tersebut tidak langsung dibuang untuk mencegah penggunaan kembali maka rumah sakit diwajibkan untuk memusnahkannya terlebih dahulu.


Bagaimana ya cara pemusnahannya?
Jarum suntik yang telah dipakai merupakan limbah rumah sakit. Bersama limbah lainnya seperti selang infus, kassa yang  tercemar darah ataupun cairan tubuh manusia, jaringan tubuh manusia dimusnahkan  dengan melakukan pembakaran dalam suhu tinggi hingga 1200 C. Alat yang dapat mencapai suhu tersebut adalah incinerator.
Bagaimana cara kerja incenerator?
Insinerator adalah tungku pembakaran dengan bilik ganda yang berjajar. Dua ruang bakar bekerja di bawah berbagai kondisi temperatur, tekanan dan konfigurasi pembakaran.

Ruang utama beroperasi dalam mode “Tanpa udara” atau Pirolisis dan ruang Sekunder bekerja di bawah mode “Udara Berlebih”’. Ruang pembakaran yang berlapiskan di bagian dalam yang berbatasan dengan udar panas terbuat dari aluminium dan yang berbatasan dengan bagian dingin brelapiskan batu bata dendan dan lapisan rangka baja yang kokoh di luar.Tingginya efisiensi pembakaran diperoleh dari hubungan anatara suhu ruang bakar yang khusus dan adanya pembakar otomatis (burner) dengan bahan bakar dari minyak bakar atau gas alam (LPG). Setiap incinerator dilengkapi dengan sistem gas buang yang dibuat khusus untuk menghilangkan polutan gas sebelum dibuang ke atmosfir (pembakaran asap) sehingga didapatkan gas buang yang bebas asap (smokeless).


Belajar pengolahan minyak yu!

$
0
0

https://persembahanku.files.wordpress.com/2007/02/kilang.jpg?w=474

Penasaran gak sih bagaimana proses pengolahan minyak sampai didapatkan minyak seperti di pasaran?
Coba yuk kita bahas bareng.


Minyak mentah (crude oil) yang diperoleh dari hasil pengeboran minyak bumi belum dapat digunakan atau dimanfaatkan untuk berbagai keperluan secara langsung. Hal itu karena minyak bumi masih merupakan campuran dari berbagai senyawa hidrokarbon, khususnya komponen utama hidrokarbon alifatik dari rantai C yang sederhana/pendek sampai ke rantai C yang banyak/panjang, dan senyawa-senyawa yang bukan hidrokarbon.

Minyak mentah yang berupa cairan pada suhu dan tekanan atmosfer biasa, memiliki titik didih persenyawan-persenyawaan hidrokarbon yang berkisar dari suhu yang sangat rendah sampai suhu yang sangat tinggi. Dalam hal ini, titik didih hidrokarbon (alkana) meningkat dengan bertambahnya jumlah atom C dalam molekulnya.

Hmmm…kalau begitu ngerti deh, berarti harus dipisahkan kan campuran tersebut, tp bagaimana caranya ya?
Minyak mentah yang terdiri dari berbagai bahan awalnya dipisahkan berdasarkan titik didihnya menjadi beberapa fraksi melalui proses destilasi. Fraksi-fraksi tersebut kemudian dimurnikan, diperbaiki struktur molekulnya, kemudian dibersihkan dari bahan pengotor, dan terakhir ditambahi dengan bahan-bahan aditif hingga menjadi produk bahan bakar yang siap guna.

Destilasi? Sering denger nih di pelajaran kimia. Seperti apa ya kalau di pengolahan minyak?
Destilasi atau Fraksinasi Tahap pertama yang harus dilalui dalam proses pengolahan minyak bumi mentah adalah destilasi. Destilasi (sering pula disebut fraksinasi) adalah proses pemisahan fraksi-fraksi dalam minyak bumi berdasarkan perbedaan titik didih. Proses destilasi biasanya dilakukan pada sebuah tanur tinggi yang kedap udara. Minyak bumi mentah dialirkan ke dalamnya untuk dipanaskan dalam tekanan 1 atmosfer pada suhu 370°C.

Dengan memperhatikan perbedaan titik didih dari komponen-komponen minyak bumi, maka dilakukanlah pemisahan minyak mentah menjadi sejumlah fraksi-fraksi melalui proses distilasi bertingkat. Destilasi bertingkat adalah proses distilasi (penyulingan) dengan menggunakan tahap-tahap/fraksi-fraksi pendinginan sesuai trayek titik didih campuran yang diinginkan, sehingga proses pengembunan terjadi pada beberapa tahap/beberapa fraksi tadi. Cara seperti ini disebut fraksionasi.

Minyak mentah tidak dapat dipisahkan ke dalam komponen-komponen murni (senyawa tunggal). Hal itu tidak mungkin dilakukan karena tidak praktis, dan mengingat bahwa minyak bumi mengandung banyak senyawa hidrokarbon maupun senyawa-senyawa yang bukan hidrokarbon. Dalam hal ini senyawa hidrokarbon memiliki isomerisomer dengan titik didih yang berdekatan. Oleh karena itu, pemisahan minyak mentah dilakukan dengan proses distilasi bertingkat. Fraksi-fraksi yang diperoleh dari destilat minyak bumi ialah campuran hidrokarbon yang mendidih pada trayek suhu tertentu.
omponen yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah, sedangkan yang titik didihnya lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian atas melalui sungkup-sungkup yang disebut menara gelembung. Makin ke atas, suhu dalam menara fraksionasi itu makin rendah. Hal itu menyebabkan komponen dengan titik didih lebih tinggi akan mengembun dan terpisah, sedangkan komponen yang titik didihnya lebih rendah naik ke bagian yang lebih atas lagi. Demikian seterusnya, sehingga komponen yang mencapai puncak menara adalah komponen yang pada suhu kamar berupa gas.
Wah, panjang juga ya prosesnya ya. Ini baru proses pertama. Nantikan proses selanjutnya ya.


Viewing all 524 articles
Browse latest View live